home

Rabu, 12 Januari 2011

PENTINGNYA SOFT SKILL


SOFT SKILL

Pernahkah anda mendengar kata “Soft Skill”? apa itu soft skill? Kali ini kita akan membahas tentang pentingnya soft skill dalam kehidupan sehari-hari, baik di dalam keluarga, lingkungan, pekerjaan, juga yang lainnya.
Saya sendiri sebelumnya belum terlalu banyak mengetahui tentang apa itu soft skill, tetapi hal ini dikit demi sedikit mulai saya ketahui sejak di bangku kuliah terutama dalam mata kuliah interpersonal skill. Pada mata kuliah ini saya mempelajari banyak hal tentang suatu soft skill yang baik, dimana banyak terdapat keuntungan yang diraih apabila kita dapat mengatur dan mempunyai soft skill yang baik.
Jadi pentingkah soft skill itu? Jawabannya sangatlah simple dan sederhana “ IYA, sangat PERLU” tetapi perlu pembelajaran secara terus menerus dan kerja keras untuk mendapatkan soft skill yang baik di dalam diri, karena soft skill adalah dimana kita akan memperlihatkan diri kita yang lebih beretika, percaya diri, dapat menghargai diri sendiri dan orang lain, dapat mengatur kepribadian kita dalam menjaga emosi dan tingkah laku. Sehingga orang lain dapat menilai kita jauh lebih baik dan dapat dijadikan suatu panutan atau contoh untuk melakukan hal yang serupa. Hal tersebutlah yang membuat soft skill sangatlah penting dalam kehidupan seseorang dalam menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya.
Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.
Secara garis besar soft skill bisa digolongkan ke dalam dua kategori : intrapersonal dan interpersonal skill. Intrapersonal skill mencakup : self awareness (self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness) dan self skill ( improvement, self control, trust, worthiness, time/source management.
Soft Skills adalah seperangkat kemampuan yang mempengaruhi bagaimana kita berinteraksi dengan orang lain. Secara garis besar soft skills bisa digolongkan kedalan dua kategori yaitu intrapersonal dan interpersonal skill. intrapersonal skill mencakup self awarenes, self confident, self assessment, trait & preference, emotional awareness dan self skill (improveman, self control, trust, worthiness, time management, proactivity,conscience). Sedangkan interpersonal skill mencakup social awareness (political awareness, developing others, leveraging diversity, service orientation, empathy) dan social skill (leadership, influence, communication, conflict management, cooperation,team work, synergy).
Dalam lingkup dunia kerja saat ini, sumber daya manusia yang unggul tidak hanya memiliki kemampuan hard skills saja melainkan juga memiliki kemampuan dalam aspek soft skillsnya. Berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat ternyata keberhasilan seseorang di masyarakat tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skills) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain atau yangdisebut sebagai soft skills. Penelitian ini mengungkapkan bahwa kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skills dan 80% oleh soft skills. Menurut Setditjend Dikti (2010) Sarjana lulusan perguruan tinggi di Indonesia masih sulit bersaing dengan lulusan luar negeri. Bukan dari sisi keilmuan atau kemampuan akademisnya, melainkan softskill mereka yang payah. Kelemahan mahasiswa kita justru dalam hal non teknis seperti kemampuan berbicara di depan umum, rasa percaya diri, interaksi terhadap perubahan yang cepat, inisiatif, kerjasama etika, leadership dan hal lainnya.
Adalah suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja. Lalu seberapa besar semestinya muatan soft skill dalam kurikulum pendidikan?, kalau mengingat bahwa sebenarnya penentu kesuksesan seseorang itu lebih disebabkan oleh unsur soft skillnya.
Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Namun untuk mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Pendidik seharusnya memberikan muatan-muatan pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya. Lalu siapa yang harus melakukannya? Pentingnya penerapan pendidikan soft skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik.
Soft skill merupakan bagian ketrampilan dari seseorang yang lebih bersifat pada “kehalusan” atau sensitifitas perasaan seseorang terhadap lingkungan di sekitarnya. Dikarenakan soft skill lebih mengarah kepada ketrampilan psikologis maka dampak yang diakibatkan lebih tidak kasat mata namun tetap bisa dirasakan. Akibat yang bisa dirasakan adalah perilaku sopan, disiplin, keteguhan hati, kemampuan kerja sama, membantu orang lain, dsb. Keabstrakan kondisi tersebut mengakibatkan soft skill tidak mampu dievaluasi secara tekstual karena indikator-indikator soft skill lebih mengarah pada proses eksistensi seseorang dalam kehidupannya. Pengembangan soft skill yang dimiliki oleh setiap orang tidak sama sehingga mengakibatkan tingkatan soft skill yang dimiliki oleh setiap orang juga tidak sama. Hal ini dikarenakan proses pengembangan soft skill berjalan linier dengan proses kehidupan seseorang.
Lantas, bagaimana soft skill dapat dipelajari? Kita dapat mempelajari soft skill melalui pengamatan atas perilaku orang lain dan juga atas refleksi tindakan kita sebelumnya. Dengan kata lain, soft skill bisa kita pelajari melalui proses pengasahan soft skill kita baik dari melihat maupun melakukan sesuatu. Konsep pembelajarannya-pun tidak terikat waktu dan tempat sehingga kita bisa belajar soft skill kapan dan di mana saja selama kita berinteraksi dengan orang lain.
Soft skills yang perlu diasah dapat dikelompokkan ke dalam enam kategori yaitu: keterampilan komunikasi lisan dan tulisan (communication skills), keterampilan berogranisasi (organizational skills), kepemimpinan (leadership), kemampuan berpikir kreatif dan logis (logic and creative), ketahanan menghadapi tekanan (effort), kerja sama tim dan interpersonal (group skills) dan etika kerja (ethics).
Penerapan soft skill
Penerapan soft skill dalam kehidupan sehari-hari dapat dilakukan dalam banyak hal, salah satunya adalah dalam pekerjaan. Penerapannya dalam pekerjaan terdiri dari 2 ketrampilan penting yaitu ketrampilan mengelola manusia dan ketrampilan mengelola tugas atau pekerjaan. Ketrampilan mengelola tugas atau pekerjaan lebih berdimensi pada multi intelegensi manusia karena untuk menyelesaikan tugas manusia harus mengkombinasikan beberapa keahliannya. Sedangkan ketrampilan mengelola manusia lebih berdimensi secara psikologis, dimana seseorang harus mampu mengelola dirinya sendiri (self management) terlebih dahulu sebelum dapat mengelola manusia yang lain.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Daniel Golleman menyatakan bahwa kebanyakan CEO di dunia memiliki Emotional Intelligence yang tinggi. Kemampuan mereka dalam mengelola pekerjaan dan orang lain menjadi kombinasi unik yang luar biasa. Kemampuan emosional mereka lebih banyak mengambil peran kesuksesannya ketimbang kemampuan intelektualnya. Nah, kemampuan-kemampuan seperti mereka itu bisa didapatkan melalui pengasahan soft skill sejak dini.

10 Cara Untuk Meningkatkan Skill Interpersonal Anda

Jangan mengurangi pentingnya arti skill interpersonal di tempat kerja. Bagaimana anda diartikan oleh manajer anda dan rekan kerja memainkan peranan besar dalam hal-hal yang sama kecilnya dengan kesenangan sehari-hari anda di kantor dan sama besarnya dengan masa depan karir anda.
Tidak peduli seberapa kerasnya anda bekerja atau berapa banyak ide brilian yang anda punya, jika anda tidak bisa berhubungan dengan orang-orang yang bekerja sama dengan anda, kehidupan professional anda akan menderita. Kabar baiknya adalah ada beberapa hal konkret yang bisa anda lakukan untuk meningkatkan keahlian social anda dan menjadi lebih dekat dengan kolega-kolega anda. Semua ‘alat-alat' berikut akan membantu anda sukses di dunia kerja sekarang ini.
Cobalah 10 tips berikut untuk meningkatkan kemampuan interpersonal anda :
1.      Smile.
Sedikit orang yang ingin berada di sekitar seseorang yang selalu terlihat tak bahagia. Lakukan yang terbaik untuk menjadi seseorang yang friendly dan antusias dengan rekan-rekan kerja anda. Bangun sikap positif dan ceria mengenai pekerjaan dan mengenai kehidupan. Seringlah tersenyum. Energi positif yang anda pancarkan akan menarik yang lain kepada anda.
2.       Jadilah apresiatif.
Carilah satu hal positif tentang setiap orang yang anda bekerja sama dan biarlah mereka mendengarnya. Jadilah murah hati dengan pujian dan kata-kata yang mengobarkan semangat. Ucapkan terima kasih ketika seseorang menolong anda. Buatlah kolega anda merasa diterima ketika mereka menelepon atau datang ke kantor anda. Jika anda membiarkan orang lain mengetahui bahwa mereka dihargai, mereka akan mau memberikan yang terbaik untuk anda.
3.      Perhatikanlah orang lain.
Cermatilah apa yang sedang terjadi dalam kehidupan orang lain. Ketahuilah momen-momen bahagia mereka, dan tunjukkanlah perhatian dan simpati pada situasi-situasi sulit seperti waktu sakit atau kematian. Buatlah eye contact dan ingatlah orang dari nama pertama mereka. Tanyakan yang lain akan opini-opini mereka.
4.      Latihlah mendengarkan dengan aktif.
 Untuk mendengarkan dengan aktif adalah dengan mendemonstrasikan bahwa anda memang mau untuk mendengar dan mengerti akan pandangan orang lain. Itu berarti menegaskan kembali, dengan bahasa anda sendiri, apa yang orang lain telah katakan. Dengan cara ini, anda mengetahui bahwa anda mengerti apa yang mereka maksudkan dan mereka mengetahui bahwa respon anda melebihi lip service. Rekan-rekan kerja anda akan menghargai mengetahui bahwa anda benar-benar mendengarkan dengan apa yang telah mereka katakan.
5.      Bawalah kebersamaan.
Ciptakanlah lingkungan yang mengajak orang lain untuk bekerja sama. Perlakukanlah setiap orang dengan sama, dan jangan bermain `siapa yang favorit.` Hindari berbicara tentang orang lain di belakang mereka. Tindak lanjutkan apa yang orang lain sarankan atau minta. Ketika anda membuat pernyataan atau pengumuman, pastikan bahwa anda telah dimengerti. Jika rekan-rekan anda melihat anda sebagai seseorang yang solid dan fair, mereka akan mempercayai anda.
6.      Tangani konflik-konflik.
Ambillah sebuah langkah mudah untuk membawa kebersamaan, dan menjadi seseorang yang menangani konflik-konflik ketika akan terjadi. Pelajari bagaimana menjadi mediator yang efektif. Jika ada rekan-rekan kerja yang ber-cekcok mengenai permasalahan personal atau professional, aturlah agar kedua pihak duduk bersama dan bantu mengatasi perbedaan mereka. Dengan mengambil peranan memimpin, anda akan mendapatkan respek dan kekaguman dari orang sekitar anda.
7.      Berkomunikasi dengan jelas.
Perhatikanlah apa yang anda katakan dan bagaimana anda mengatakannya. Seorang komunikator yang jelas dan efektif menghindari salah pengertian dengan rekan-rekan kerja, kolega-kolega, dan rekan sejawat anda. Kelancaran verbal anda memproyeksikan gambaran akan intelijensi dan kedewasaan, tidak peduli berapa pun usia anda. Jika anda tetap mengeluarkan semua apa yang ada di pikiran anda, orang tidak akan terlalu menaruh perhatian dengan kata-kata ataupun opini anda.
8.      Humor.
Hiburlah mereka. Janganlah takut untuk menjadi lucu ataupun pandai. Banyak orang yang mau berada di dekat orang-orang yang bisa membuat mereka tertawa. Gunakanlah rasa humor anda sebagai alat efektif untuk menurunkan batas dan menghimpun perhatian orang.
9.      Lihatlah dari sisi mereka.
Empati berarti menjadi mampu untuk menaruh diri anda dalam sepatu orang lain dan mengerti apa yang mereka rasakan. Cobalah untuk melihat situasi dan respon-respon dari perspektif orang lain. Ini bisa terjadi dengan tetap berhubungan dengan emosi-emosi anda sendiri; orang-orang yang menghindari perasaan mereka sendiri terkadang menjadi sulit untuk ber-empati dengan orang lain.
10.  Janganlah mengeluh.
Tidak ada yang lebih buruk dibandingkan seorang pengeluh yang kronis ataupun perengek. Jika anda harus mengemukakan tentang sesuatu, simpanlah itu dalam buku harian anda. Jika anda harus mengungkapkan dengan kata-kata keluhan-keluhan anda, ungkapkan kepada teman terdekat anda dan keluarga saja, dan jadikanlah singkat. Bagikan itu kepada semua orang sekitar anda atau yang lainnya dan anda akan mendapatkan reputasi buruk.

Manfaat yang saya rasakan seiring dengan pembelajaran dalam meningkatkan soft skill banyak sekali. Beberapa diantaranya adalah :
1.      Menjadikan diri lebih percaya diri dari sebelumnya
2.      Mendapatkan banyak teman.
3.      Sering mendapatkan tawaran untuk menjadi pemimpin di beberapa organisasi.
4.      Dapat mengatur emosi dengan lebih baik dari sebelumnya.
5.      Dapat dengan lebih mudah memcahkan masalah.
6.      Dapat melakukan komunikasi lebih baik
7.      Berani menyampaikan pendapat.
8.      Berani berbicara di depan umum.
9.      Berani bernegosiasi dengan cara yang lebih baik
10.  Lebih dapat menghargai dan dihargai, dan masih banyak hal-hal lainnya yang dapat dirasakan setelah mencoba meningkatkan soft skill kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar