home

Jumat, 12 November 2010

KOMUNIKASI EFEKTIF




Sering kali kita mendengar kata-kata “komunikasi efektif”, sebenarnya apa arti kata dari komunikasi efektif tiu? Dan apa arti dari komunikasi itu sendiri? kali ini kita akan membahas tentang komunikasi yang efektif , seperti apakah komunikasi yang efektif itu?
Posting ini di buat agar dapat dimanfaatkan sebagai mana mestinya dan posting ini juga bentuk dari salah satu tugas interpersonal skill di jurusan dengan dosen tercinta kami Ibu Yoyoh, yang mengaharuskan mahasiswa membuat tugas di blog, sehingga mau tidak mau kita mencari informasi dan mengolahnya serta menuangkan kata-kata pada media blog ini, yang secara tidak sadar hal ini akan berguna untuk diri sendri juga orang lain (banyak-banyak mengahaturkan terima kasih kepada beliau).

Berikut yang saya dapat dari berbagai macam sumber dan dirangkum agar dapat berguna bagi yang mencari informasi tentang komunikasi efektif.


A.    PENGERTIAN KOMUNIKASI
Komunikasi berasal dari perkataan “Communicare” yaitu yang di dalam bahasa latin mempunyai arti “berpartisipasi atau memberitahukan”, sedangkan perkataan “Comunis” berarti milik bersama ataupun “berlaku dimana-mana” atau juga berarti sama, sama di sini maksudnya sama makna. Jadi jika dua orang melakukan komunikasi misalnya dalam bentuk percakapan maka komunikasi akan berjalan atau berlangsung dengan baik selama ada kesamaan makna mengenai apa yang dipercakapkan.
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”. (Komaruddin, 1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Komunikasi yaitu mengeluarkan pikiran, yang berarti memindahkan gagasan melalui lambang-lambang yang di mengerti kepada orang lain, dengan tujuan agar orang lain itu memahami apa yang dimaksudkan.dengan kata lain komunikasi adalah suatu pernyataan antar manusia yang bersifat umum dengan menggunakan lembaga-lembaga yang berarti. Yang dimaksud dengan lembaga-lembaga yang berarti yang berkaitan dengan komunikasi antar manusia adalah :
1. Bahasa, baik yang bersifar lisan maupun tulisan. Seperti dikatakan dimuka, yang dipergunakan adalah bahasa yang domengerti oleh pihak-pihak yang berkomunikasi. Demikian pula tentang tulisan juga menyangkut tulisan yang dapat dipahami oleh para pihak yang bersangkutan.
2. Isyarat-isyarat yang dipergunakan, misalnya dengan menggerakkan suatu bagian badan,yaitu kerlingan mata, mengangkat bahu dan sebagainya. Mengangkat bahu dapat diartikan tidak mengerrti sedangkan menganggukkan kepala berarti suatu persetujuan, sedangkan menggelengkan kepala berarti suatu penolakan atau suatu ketidaksettujuan.
3. Tanda-tanda, misalnya sandi Morse,bendera, bahasa bendera, seperti yang dipergunakan oleh para awak kapal laut, rambu-rambu lalu lintas, traffic light dan sebagainya.
4. Gambar-gambar, misalnya peta geografi, peta topografi, grafik-grafik dalam gambar statistik, skema organisasi, table-tabel dan sebagainya.
Yang dimaksud dengan pernyataan pesan yang bersifat umum adalah pesan yang tidak bersifat rahasia dan dapat diketahui oleh siapapun yang memiliki minat terhadap pesan demikiann. Tiap kali orang berkomunikasi, maka kegiatan itu sendiri memiliki unsure-unsur atau komponen-komponen serta juga melalui suatu proses.

B. BENTUK DASAR KOMUNIKASI
Bentuk paling dasar dari komunikasi adalah komunikasi nonverbal, yang merupakan proses komunikasi tanpa kata, berupa bentuk isyarat, gerak tubuh, exspresi wajah, hubungan yang runggang dan sikap terhadap waktu yang tersedia ketika berkomunikasi tanpa kata, dengan kata lain aksi lebih penting disbanding kata-kata.
Bentuk kedua adalah komunikasi verbal berupa kata-kata yang disusun agar memiliki arti. Untuk menciptakan kata-kata tentunya dibutuhkan aturan-aturan gramer dan meletakkan potongan-potongan kalimat yang sesuai pada tempatnya. Setelah itu baru kita kirim dalam bentuk tulisan atau perkataan. Biasanya orang lebih suka berkata satu sama lain dibandingkan menulis surat, karena berbicara membutuhkan waktu yang sedikit dan tidak membutuhkan penyusunan, pengetikan, menilis ulang, menggandakan, dan mendistribusikanya.
Komunikasi nonverbal berbeda dengan komunikasi verbal, yang tidak terstruktur, sehingga agak sulit untuk mempelajarinya karena dari satu budaya kebudaya lainnya dapat berbeda dalam menginterpretasikannya. Sedangkan komunikasi nonverbal berlangsung spontan dan tanpa ungkapan, misalnya jika kita marah, maka alis kita akan segera tertarik keatas untuk menyediakan ruang bagi bola mata untuk membelalak.
Bentuk yang ketiga adalah komunikasi tulisan. Komunikasi ini dapat berupa memo,surat, e-mail, faksimele, bulletin dan lain sebagainya yang ditransfer melalui tulisan atau simbil pada sebuah media. Menurut Robbins (2003) jenis komunikasi itu digunakan karena berwujud dan dapat diverifikasi di pengadilan maupun sebagai bukti administrasi keuangan. Pada umumnya, pihak pengirim dan penerima mempunyai arsip yang dapat disimpan untuk jangka waktu tertentu. Adapun kekurangannya adalah menghabiskan banyak waktu, baik ketika menulis pesan maupun mendapatkan feedback sebuah surat. Biasanya untuk mendapatkan balasan dari pihak yang bersangkutan dibutuhkan waktu lebih dari dua hari untuk mendapatkan balasan dari pihak yang bersangkutan.

C. KOMPONEN KOMUNIKASI
Komponen komunikasi yang terpokok diantaranya yaitu :
1. Komunikator, yaitu orang yang mengkomunikasikan atau menghubungkan suatu pesan kepada orang lain.
2. Komunikan, yaitu orang yang menerima pesan.
3. Pesan, yaitu berupa gagasan, pendapat dan sebagainya yang sudah dituangkan dalam suatu bentuk, dan melalui lembaga komunikasi diteruskan kepada orang lain atau komunikan.
Di samping komponen-komponon pokok tersebut dapat ditambahkan komponen lainnya seperti :
a) Sumber, asal suatu gagasan atau pendapat yang menjadi suatu pesan. Sumber bisa berupa lembaga, kejadian, atau diri kita sendiri.
b) Media komunikasi, yang merupakan sarana atau alat-alat atau saluran-saluran yang dipergunakan untuk menyalurkan pesan yang akan dikomunikasikan.
c) Kegiatan encoding, artinya menuangkan gagasan atau pendapat dalam suatu bentuk pesan yang dinyatakan oleh komunikator kepada komunikan.
d) Kegiatan decoding, artinya kegiatan untuk memahami suatu pesan yang diterima oleh komunikan dari komunikator.
e) Tujuan yang berupa komunikan, bisa merupakan hadirin, massa, atau kelompok, atau pula perseorangan.
Collen McKenna mendifinisikan komunikasi sebagai proses pengiriman pesan kepada penerima dengan saling pengertian. Proses ini melibatkan beberapa komponen, yaitu pengirim pesan (sender), pesan yang dikirimkan (message), bagaimana pesan tersebut dikirimkan (delivery channel atau media), penerima pesan (receiver), dan unpan balik (feedback) yang diharapkan. WHO say WHAT to WHOM in what CHANNEL.
Di samping itu Stephen Covey juga mengusulkan lima deposito utama yang dapat menambah rekening bank emosi dalam berkomunikasi:
1.Berusaha benar-benar mengerti orang lain.
Ini adalah dasar dari apa yang disebut emphatetic comunication (komunikasi empatik). Ketika kita berkomunikasi dengan orang lain, kita biasanya berkomunikasi dalam satu dari empat tingkat ini : Kita mungkin mengabaikan orang itu dengan tidak serius membangun hubungan baik, kita mungkin berpura-pura, kita mungkin secara selektif berkomunikasi pada saat kita membutuhkannya atau kita membangun komunikasi yang atentif (penuh perhatian) tetapi tidak dari dalam diri kita.
Bentuk komunikasi tertinggi adalah komunikasi empatik, yaitu melakukan komunikasi untuk terlebih dahulu mengerti orang lain, memahami karakter dan maksud atau peran orang lain. Kebaikan dan sopan santun yang kecil-kecil begitu penting dalam satu hubungan. “hal-hal yang kecil adalah hal-hal yang besar”.
2.Memenuhi komitmen atau janji
Adalah deposito besar jika mampu memenuhi komitmen dan janji, sebaliknya melanggar janji adalah sebuah penarikan yang sangat besar.
3.Menjelaskan harapan.
Penyebab dari hampir semua kesulitan dalam hubungan berakar di dalam harapan yang bertentangan atau berada pada sekitar peran dan tujuan. Harapan harus dinyatakan secara eksplisit.
4.Meminta maaf dengan tulus ketika anda melakukan penarikan komitmen.
5.Memperhatikan integritas pribadi
Integritas pribadi menghasilkan kepercayaan dan merupakan dasar dari banyak jenis deposito yang berbeda. Integritas merupakan fondasi utama dalam membangun komunikasi yang efektif, karena tidak ada persahabatan atau teamwork tanpa adanya kepercayaan (trust) dan tidak akan ada kepercayaan tanpa adanya integritas. Integritas mencakup hal-hal yang lebih dari sekadar kujujuran (honesty). Kejujuran mengatakan kebenaran adalah menyesuaikan kata-kata kita dengan realitas. Integritas adalah menyesuaikan realitas dangan kata-kata kita. Integritas bersifat aktif sedangkan kejujuran bersifat pasif.

D.    PROSES KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Adapun proses suatu komunikasi berjalan melalui siklus, komunikator yang menyampaikan pesan kepada komunikan, din selanjutnya si komunikan beralih menjadi komunikator dan seterusnya. Dalam proses komunikasi akan timbul umpan balik atau feedback. Menurut Bovee Thill (2003) komunikasi sebagai proses mengirim dan menerima pesan, dan bisa dikatakan efektif apabila pesan tersebut dapat dimengerti dan menstimuli tindakan atau mendorong orang lain untuk mulakukan tindakan sesuai dengan pesan yang disampaikan tersebut.
Kemampuan mengembangkan komunikasi yang efektif merupakan salah satu keterampilan yang amat diperlukan untuk pengembangan diri kita baik sebagai pemimpin maupun sebagai anggota sebuah tim. Paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam komunikasi, yaitu menulis, membaca (bahasa tulisan), mendengar, dan berbicara (bahasa lisan). Perhatikan, hampir setiap saat kita menghabiskan waktu untuk mengerjakan setidaknya salah satu dari keempat hal itu. Oleh karena itu, kemampuan untuk menguasai keterampilan dasar komunikasi dengan baik mutlak kita perlukan demi efektifitas dan keberhasilan kita.
Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan terpenting dalam hidup kita. Kita menghabiskan sebagian besar waktu kita untuk berkomunikasi. Namun, sama seperti kita tidak pernah memperhatikan cara kita bernafas, komunikasi kita anggap sebagai hal yang otomatis terjadi begitu saja. Kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukan komunikasi dengan efektif. Sebagai contoh, kita tidak pernah mempelajari bagaimana menulis efektif, bagaimana membaca cepat dan efektif, bagaiamana berbicara secara efektif, dan bagaimana menjadi pendengar yang baik.

E. KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Berkomunikasi efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki pengertian yang sama tentang suatu pesan. Oleh karena itu, dalam bahasa asing orang menyebutnya “the communication is in tune” ,yaitu kedua belah pihak yang berkomunikasi sama-sama mengerti apa pesan yang disampaikan.
Syarat-syarat untuk berkomunikasi secara efektif adalah antara lain :
1. Menciptakan suasana yang menguntungkan.
2. Menggunakan bahasa yang mudah ditangkap dan dimengerti.
3. Pesan yang disampaikan dapat menggugah perhatian atau minat di pihak komunikan.
4. Pesan dapat menggugah kepentingan dipihak komunikan yang dapat menguntungkannya.
5. Pesan dapat menumbuhkan sesuatu penghargaan atau reward di pihk komunikan.
Berbicara tentag minat atau awareness di pihak komunikan, dapat dikemukakan bahwa minat akan timbul bilamana ada unsure-unsur sebagai berikut :
a) Tersedianya suatu hal yang menarik minat.
b) Terdapat kontras, yaitu perbedaan antara hal yang satu dengan lainnya, sehingga apa yang menonjol itu menumbuhkan perhatian.
c) Terdapat harapan untuk mendapat keuntungan atau mungkin gangguan dari hal yang dimaksudkan.
Itulah beberapa hal yang dapat menimbulkan sesuatu komunikasi yang efektif. Sudah barang tentu untuk menciptakan keefektifan tidaklah semudah yang dipaparkan dalam tulisan diatas, karena factor-faktor lain seperti kejiwaan, lingkungan dan budaya turut memainkan peranannya.

F. ASAS KOMUNIKASI
Selanjutnya menurut Boove (2003) memaparkan beberapa asas komunikasi agar dapat berkomunikasi secara efektif, antara lain yaitu:
1. Komunikasi berlangsung antara pikiran seseorang dengan pikiran orang lain.
2. Orang hanya bisa memahami tentang suatu hal jika menghubungkanya dengan hal lain yang telah dimengerti.
3. Orang yang melakukan komunikasi menpunyai suatu kewajiban untuk meminta penjelasan.
G. CIRI-CIRI PESAN YANG EFEKTIF
Adapun cirri-ciri pesan yang efektif antara lain yaitu :
1.      Menyediakan informasi yang praktis
Dengan menerangkan bagaimana mengerjakan sesuatu, menjelaskan mengapa perubahan dilakukan, menberikan solusi terhadap masalah, mendiskusikan status sebuah proyek, dan lain-lain.
2.      Memberikan fakta dibandingkan kesan
Dengan menggunakan bahasa yang konkrit dan menjelaskan secara detailyang dimaksud. Informasi harus jeelas, meyakinkan, akurat, dan etis.
3.      Mengklarifikasi dan menyingkat beberapa informasi
Dengan menggunakan table, bagan, foto maupun diagram yang menjelaskan tentang pesan yang dimaksud.
4.      Masyarakat tanggung jawab secara jelas
Dengan menjelaskan apa yang kita harapkan atas apa yang dapat kita lakukan, karena pesan kita hanya ditujukan pada orang-orang tertentunsaja.
5. Membujuk dan menyedikaitan rekomendasi
Biasanya pesan yang disampaikan adalah membujuk para pegawai untuk melakukan sesuatu atau pelanggan untuk memanfaatkan layanan yang kita tawarkan dengan menjelaskan manfaat yang akan mereka peroleh dengannya.

H. PENGUKURAN EFEK KOMUNIKASI
Seperti halnya dengan ilmu-ilmu yang lain,ilmu komunikasi juga dapat mengadakan pengukuran terhadap berbagai keefektifannya. Ada beberapa parameter yang dapat digunakannya, yaitu:
1. Audience coverage, artinya berapa besar jumlah hadirin atau komunikan dalam suatu kesempatan yang dicapai oleh suatu pesan.
2. Audience respons, artinya apa pendapat-pendapat dari komunikasi terhadap masalah atau pesan yang telah disampaikan.
3. Comunication inpact, artinya apakah yang berbekas di pihak komunikan.
4. Process of influence, artinya metode dan teknik komunikasi yang manakah yang paling efektif untuk menyampaikan pesan. Melalui berbagai parameter seperti dikemukakan diatas, orang dapat mengadakan penilaian tentang efek komunikasi yang dilakukan sehingga kemudian dapat menentukan berbagai kebijaksanaan, baik untuk memperbaiki maupun untuk meluaskan komunikasi.



I.  HUKUM KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
Setelah kita memiliki lima pondasi untuk membangun komunikasi yang efektif, kita juga perlu memperhatikan apa yang oleh ahli komunikasi disebut “ Hukum komunikasi efektif “. Ada lima hukum komunikasi efektif yang terangkum dalam kata REACH.
·         Hukum 1: Respect
Hukum pertama dalam mengembangkan komunikasi yang efektif adalah sikap menghargai setiap individu yang menjadi sasaran pesan yang kita sampaikan. Rasa hormat dan saling menghargai merupakan hukum yang pertama dalam kita berkomunikasi dengan orang lain. Ingatlah bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap penting. Jika kita bahkan harus mengkritik atau memarahi seseorang, lakukan dengan penuh respek terhadap harga diri seseorang. Jika kita membangun komunikasi dengan rasa dan sikap saling menghargai dan menghormati, maka kita dapat membangun kerjasama yang akan menghasilkan sinergi yang akan meningkatkan efektifitas kinerja kita baik sebagai individu maupun secara keseluruhan sebagai sebuah tim, bahkan menurut mahaguru komunikasi Dale Carnegie dalam bukunya how to win friends and influence people, rahasia terbesar yang merupakan salah satu prinsip dasar dalam berurusan dengan manusia adalah dengan memberikan penghargaan yang tulus dan jujur.
Seorang ahli psiklogi yang sangat terkenal William James juga mengatakan “Prinisip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai”. Dia mengatakan ini sebagai suatu kebutuhan (bukan harapan ataupun keinginan yang bisa ditunda atau tidak harus dipenuhi), yang herus dipenuhi. Ini adalah suatu rasa lapar manusia yang tak terperikan dan tak tergoyahkan. Lebih jauh Carnegie mengatakan bahwa setiap individu yang dapat memuaskan kelaparan hati ini akan menggenggam orang dalam telapak tangannya.
Charles Schwabb, salah seorang pertama dalam sejarah perusahaan Amerika yang mendapatkan gaji lebih tinggi dari satu juta dolar setahun, mengatakan bahwa aset paling besar yang dia milki adalah kemampuannya dalam membangkitkan antusiasme pada orang lain. Dan cara untuk membangkitkan antusiasme dan mendorong orang lain melakukan hal-hal terbaik adalah dengan memberi penghargaan yang tulus.
·         Hukum 2: Emphaty
Empati adalah kemampuan kita untuk menempatkan diri pada situasi atau kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Salah satu prasyarat utama dalam memiliki sikap empati adalah kemampuan kita untuk mendengar atau mengerti terlebih dahulu sebelum didengarkan atau dimenegerti oleh orang lain. Secara khusus Covey menaruh kemampuan untuk mendengarkan sebagai salah satu dari 7 kebiasaan manusia yang sangat efektif, yaitu kebiasaan untuk mengerti terlebih dahulu, baru dimengerti ; “ Seek first to understand- understand then be understood to build the skills of emphatetic listening that inspires openness and trust,”. Kata Covey inilah yang disebutnya dengan komunikasi empatic. Dengan memahami dan mendengar orang lain terlebih dahulu, kita dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan yang kita perlukan dalam membangun kerjasama atau sinergi dengan orang lain. Rasa empati akan memampukan kita untuk dapat menyampaikan pesan dengan cara dan sikap yang memudahkan penerima pesan menerimanya.
Oleh karena itu dalam ilmu pemasaran memahami perilaku konsumen merupakan keharusan. Dengan memahami perilaku konsumen maka kita dapat empati dengan apa yang menjadi kebutuhan, keinginan, minat, harapan dan kesenangan dari konsumen. Demikian halnya dengan bentuk komunikasi lainnya, misalnya komunikasi dalam membangun kerjasama tim. Kita perlu saling memahami dan mengerti keberadaaan orang lain dalam tim kita. Rasa empati akan menimbulkan respek atau penghargaan, dan rasa respek akan membangun kepercayaan yang merupakan unsur utama dalam membangun teamwork.
Jadi sebelum kita membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, kita perlu mengerti dan memahami dengan empatik calon penerima pesan kita, sehingga nantinya pesan kita akan dapat tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari penerima. Empati bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perspektif atau siap menerima masukan ataupun umpan balik apapun dengan sikap yang positif.
Banyak sekali dari kita yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi kritik dari orang lain. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah. Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik (feed back) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu dalam kegiatan komunikasi pemasaran above the lines (mass media advertising) diperlukan kemampuan untuk mendengar dan menangkap umpan balik dari audiensi atau penerima pesan.
·         Hukum 3: Audible
Makna dari audible antara lain: dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Jika empati berarti kita harus mendengar terlebih dahulu ataupun mampu menerima umpan balik dengan baik, maka audible berarti pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh orang lain dengan baik.
Hukum ini mengatakan bahwa pesan harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu pada kemampuan kita untuk menggunakan berbagai media maupun perlengkapan atau alat Bantu audio visual yang akan membantu kita agar pesan yang kita sampaikan dapat diterima dengan baik. Dalam komunikasi personal, hal ini berarti bahwa pesan disampaikan dengan cara atau sikap yang dapat diterima oleh penerima pesan.
·         Hukum 4: Clarity
Selain bahwa pesan harus dapat dimengerti dengan baik, maka hukum keempat yang terkait dengan itu adalah kejelasan dari pesan tersebut, sehingga tidak menimbulkan multi interpretasi atau berbagai penafsiran yang berlainan. Clarity dapat pula berarti keterbukaan dan transparansi. Dalam berkomunikasi kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan), sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan atau anggota tim kita, karena tanpa keterbukaan akan timbul sikap saling curiga dan pada gilirannya akan menurunkan semangat dan antusiasme kelompok atau tim kita.
·         Hukum 5: Humble
Hukum kelima dalam membangun komunikasi yang efektif adalah sikap rendah hati. Rendah hati tidak sama dengan rendah diri. Sikap ini merupakan unsur yang terkait dengan hukum pertama untuk membangun rasa saling menghargai orang lain, biasanya didasari oleh sikap rendah hati yang kita miliki. Sikap rendah hati pada intinya mencakup pengertian:
ü  Sikap yang penuh melayani
ü  Sikap menghargai
ü  Mau mendengar dan menerima kritik
ü  Tidak sombong dan memandang rendah orang lain
ü  Rela memaafkan
ü  Lemah lembut dan penuh pengendalian diri
ü  Mengutamakan kepentingan yang lebih besar
Jika komunikasi yang kita bangun didasarkan pada lima hukum pokok komunikasi yang efektif ini, maka kita dapat menjadi seorang komunikator yang handal dan pada gilirannya dapat membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan dan saling menguatkan.

J.  MEMBANGUN KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif sangat layak anda perhitungkan dalam membangun karir anda. Dengan komunikasi yang baik tentunya akan mendukung segala aktifitas kerja yang kita lakukan. Apalagi bila pekerjaan kita melibatkan berbagai bentuk presentasi, rapa-rapat, lobi-lobi, penyuluhan dan lain-lainya. Bidang pekerjaan komunikasi seperti presenter dan sejenisnya sangat ditentukan oleh bagaimana cara kita berkomunikasi dalam menyampaikan sesuatu.
Banyak faktor yang dapat membuat apa yang akan kita sampaikan menjadi lebih berkualitas. Seperti kesiapan mental, penguasaan bahan, kelengkapan sarana pendukung serta hal-hal lainnya. Adakalanya anda merasa ‘nervous’ hingga untuk mengungkapkan sesuatu anda malah kehilangan percaya diri bahkan pembicaraan jadi berputar-putar.
Nah guna mempersiapkan diri lebih baik, tidak ada salahnya kita mempelajari tips-tips dasar dibawah ini :
1.      Gunakan kalimat seefektif mungkin
Uraikan isi pembicaraan dengan kalimat efektif dan langsung mengena pada sasaran. Hindari mengungkapkan informasi detail yang kurang relevan, seperti, “Tadi sebelum menuju tempat ini saya bertemu family saya di suatu tempat….”. Biasanya lawan bicara anda tidak akan peduli dengan informasi yang tidak berhubungan dengan topik pembicaraan. Hindari penggunaan idiom bahasa yang kurang/tidak dimengerti calon pendengar anda. Dengan kata lain, kenali latar belakang calon pendengar anda.
2.      Jangan mengungkapkan pengulangan ide/pokok bahasan
Jika anda ingin mengungkapkan ide, entah pada bos atau dalam suatu rapat, ketahui lebih dulu apakah ide tersebut sudah pernah diungkapkan oleh yang lain. Jika sudah, lebih baik anda tidak usah mengungkapkannya. Karena umumnya orang tidak akan tertarik mendengarkan pengulangan sebuah ide. Dalam presentasi suatu analisa, usahakan tidak terjadi pengulangan kalimat-kalimat yang merupakan teori ataupun kesimpulan. Aturlah urutan penyampaian agar lebih fokus saat menyampaikannya.
3.      Jangan berbicara terlalu lambat
Tutur kata yang terlalu pelan dan lamban hanya akan membuat lawan bicara anda bosan dan tidak sabar. Lagipula gaya bicara anda yang terlalu pelan akan mengesankan anda ragu-ragu dan tidak percaya diri. Karena itu bicaralah dengan nada yang optimis dan penuh percaya diri.
Namun yang patut kita ingat, bukan berarti anda harus berbicara secara cepat tanpa ritme. Anda harus pandai menentukan ritme bicara, dimana harus berbicara dan dimana harus berhenti. Ritme yang tepat dalam berkomunikasi tentunya didapat setelah anda sering melakukan latihan/pengalaman orasi yang cukup.
4.      Hindari gumaman yang terlalu sering
Gumaman yang terlalu sering hanya akan mengganggu pembicaraan anda. Lagipula lawan bicara anda akan merasa lelah menunggu kapan pembicaraan anda selesai. Sebisa mungkin minimalkan atau hilangkan gumaman seperti “ ehmmm…., eeee…., oooo…..", dsb. Hal ini juga akan mengurangi respek calon pendengar anda, karena anda dinilai tidak menguasai materi pembicaraan.
5.      Hindari humor yang tidak perlu
Melontarkan humor memang sah-sah saja untuk menyegarkan suasana. Namun, anda harus tanggap membaca suasana setelah anda mengungkapkan humor. Apakah lawan bicara anda benar-benar terpancing tertawa atau tertawa dengan terpaksa. Atau bahkan menunjukkan wajah yang terganggu dengan humor anda. Jika lawan bicara anda tidak tertarik dengan humor anda, teruskan pembiraan kembali. Jangan memaksa lawan bicara untuk mentertawakan humor anda yang telah gagal.
Dengan mempelajari dan melakukan tips diatas, anda dapat bermokunikasi secara lebih efektif sekaligus melatih diri anda menjadi pribadi yang efektif. Ingat keefektifan diperlukan dalam menyelesaikan setiap pekerjaan.
Beberapa kiat sukses berkomunikasi lainnya:
ü  Kenali dengan baik siapa lawan bicara kita
ü  Jangan terlalu banyak bicara dan kurang mendengar. Bersikaplah secara seimbang : berbicara dan mendengar sesuai kebutuhan.
ü  Jangan merasa dan menampakkan bahwa kita lebih tahu daripada lawan bicara kita.
ü  Kenali betul-betul diri sendiri dan kemampuan diri sendiri
a. Apa saja kemampuan dan kelebihan yang anda miliki?
b. Apa saja kelemahan atau kekurangan yang anda rasa cukup mengganggu komunikasi.
c. Kenali pula cara meningkatkan kelebihan dan menutupi kekurangan diri anda.
Pertanyaan: Bagaimana caranya agar kita bisa menerima diri kita secara apa adanya? Ada beberapa kiat lagi untuk bisa menerima diri sendiri apa adanya dengan kelebihan dan segala kekurangannya, yaitu:
§  Hargai diri sendiri. Biasakan tidak terlalu membandingkan diri sendiri dengan diri orang lain, karena setiap orang itu unik, kita dan orang lain berbeda segalanya.
§  Hargai upaya yang sudah kita lakukan. Walaupun mungkin belum berhasil, tetapi berusaha menghargai niat dan upaya yang telah dilakukan
§  Tentukan tujuan hidup kita. Sebagai aktifis organisai atau pemimpin suatu kelompok, tentukan tujuan aktifitas kita, Ingin menjadi pemimpin yang berpengaruhkah, ingin belajarkah, dan sebagainya.
§  Berpikir positif terhadap diri sendiri dan orang lain. Ini tidak berarti menganggap positif kesalahan-kesalahan yang pernah kita lakukan. Ini lebih ditekankan pada cara pandang tentang diri kita, misalnya jangan pernah berpikir bahwa saya tidak bisa begini kan karena saya begitu, dan lain-lain, begitu juga dengan orang lain.
§  Kembangkan minat dan kemampuan diri
Bersedia menghabiskan waktu dan tenaga untuk belajar dan melakukan tugas sampai tujan tercapai.
§  Kendalikan perasaan
- Tidak mudah marah
- Hadapi kesedihan secara wajar dan tidak berlebihan
- Tidak mudah terpengaruh keadaan sesat. dan jasa.

K.   FUNGSI DAN MANFAAT KOMUNIKASI
Dengan berkomunikasi dapat menjalin saling pengertian dengan orang lain karena komunikasi memiliki beberapa fungsi yang sangat penting, di antaranya adalah:
1.    Fungsi informasi. Untuk memberitahukan sesuau (pesan) kepada pihak tertentu, dengan maksud agar komunikan dapat memahaminya.
2.    Fungsi ekspresi. Sebagai wujud ungkapan perasaan / pikiran komunikator atas apa yang dia pahami terhadap sesuatu hal atau permasalahan.
3.    Fungsi kontrol. Menghindari terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan, dengan memberi pesan berupa perintah, peringatan, penilaian dan lain sebagainya.
4.    Fungsi sosial. Untuk keperluan rekreatif dan keakraban hubungan di antara komunikator dan komunikan.
5.    Fungsi ekonomi. Untuk keperluan transaksi usaha (bisnis) yang berkaitan dengan finansial, barang pesan-pesan keagamaan dan perjuangan bersama.
Banyak manfaat yang dapat peroleh dengan berkomunikasi secara baik dan efektif, di antaranya adalah:
1.    Tersampaikannya gagasan atau pemikiran kepada orang lain dengan jelas sesuai dengan yang dimaksudkan.
2.    Adanya saling kesefamanan antara komunikator dan komunikan dalam suatu permasalahan, sehingga terhindar dari salah persepsi.
3.    Menjaga hubungan baik dan silaturrahmi dalam suatu persahabatan, komunitas dan yang lainnya.

L.  KESIMPULAN
Komunikasi efektif terjadi apabila suatu  pesan yang dikirim oleh komunikator kepada komunikan dapat diterima dan dimengerti oleh komunikan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator serta adanya hubungan timbal balik dari komunikan dengan sebuah perbuatan ataupun kata-kata sebagai efek akibat komunikasi yang didengarkan. Disini komunikan tidak hanya sebagai pendengar biasa saja yang mendengarkan sesuatu lalu melupakan pembicaraan tersebut tanpa memprosesnya kembali (hearing), melainkan komunikan menjadi pendengar yang aktif yang dapat memberikan timbal balik akibat dari mendengarkan suatu pembicaraan dan memprosesnya setelah itu sehingga menimbulkan efek untuk menindak lanjuti pembicaraan tersebut (listening).
Jadi komunikasi efektif itu sangatlah penting dalam kehidupan kita sehari-hari, karena dengan komunikasi yang efektif tujuan yang kita inginkan mudah tercapai dan juga terhindar dari kesalah pahaman akibat dari komunikasi yang kurang baik dan kurang efektif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar